Featured Article

Minggu, 29 Juli 2012

Tinggalkan Ia Dan Cintanya


سم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين, والصلاة والسلام على أشرف المرسلين. أما بعد :

Tinggalkan Ia Dan CintanyaSudah menjadi fitrah manusia untuk mencinta dan dicintai, semua orang butuh akan cinta karena tanpa cinta hidup ini tak lebih dari keledai yg terbaring di padang pasir, ibarat batu karang di lautan dan ibarat bunga di tepi jurang. Cinta membuat segalanya menjadi indah, memberi warna dalam hidup, melukis senyuman pada wajah, cinta membuat setiap detak jantung menjadi sangat berarti. Itulah cinta namun, cinta juga memiliki aturan main yang harus dijalankan jika ingin selamat dunia dan akhirat.

Cinta dan mencintai pada hakikatnya adalah boleh-boleh saja bahkan sangat dianjurkan untuk saling mencintai sesama muslim namun, ada cinta yang begitu spcial dan sangat sensitive, ia ibarat api berwujud embun dipagi hari dan bagi siapa saja yang tidak waspada terhadapnya maka ia akan terbakar yaitu cinta terhadap wanita yang merupakan perhiasan dunia dan fitnah terbesar bagi kaum lelaki. Rosulullah -shallallahu Alaihi Wasallam- pernah bersabda dlm hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari (5096) dan Muslim (2740):

ما تركت بعدي فتنة أضرّ على الرجال من النساء

Artinya : "Tidaklah aku tinggalkan sebuah fitnah yg sangat berbahaya bagi kaum lelaki melainkan fitnah wanita." (HR Bukhori dan Muslim)

Cinta yang semacam ini mempunyai batasan yang sudah banyak disebutkan dalam Al Qur’an dan As Sunnah contohnya : saling menundukkan pandangan, tidak berkhalwat dalam satu ruangan jika si wanita tidak ditemani oleh mahromnya dan haram bagi keduanya untuk saling bersentuhan namun, semua itu akan menjadi boleh dan halal jika keduanya saling menikah karena pernikahan akan menghlalkan apa-apa yang sebelumnya haram jika dilakukan oleh dua sejoli bahkan hal itu dianggap ibadah yang berbuah pahala sebagaimana jika ia melakukannya kepada yang haram maka akan berbuah dosa...!

Namun terkadang cinta itu datang pada waktu yang kurang tepat -dan inilah salah satu sifat cinta datang tanpa diundang dan pergi tanpa alasan- contohnya saja saat anda tidak siap untuk menikah dan meminangnya karena berbagai alasan sedangkan cinta sudah melebarkan sayapnya maka tutuplah setiap celah yang bisa digunakan setan untuk menyesatkanmu karena sungguh jika tidak demikian maka siapalah yang sanggup bersabar akan godaan cinta. hari ini bisa jadi lewat FB atau YM saling tegur sapa lambat lawun menuju HP selanjutnya janjian disebuah tempat, ternyata kesan pertama begitu menggoda selanjutnya wal'iyaadzu billaah...., serahkan semuanya pada Allah, tinggalkan ia dan cintanya karena Allah, Karena barang siapa yang bertawakkal pada Allah maka Allah akan mencukupinya. Allah berfirman :

ومن يتّق الله يجعل له مخرجا

Artinya : "Barang siapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan memberinya jalan keluar." (QS At-Talaq, ayat : 2)

Jika ia memang jodohmu maka tidak akan ada makhluk di muka bumi ini yang bisa memisahkan kalian walaupun mereka berkumpul dan merencanakan hal itu, dan jika ia memang bukan pilihan Allah untukmu maka tenanglah anda telah meninggalkan ia dan cintanya karena Allah maka niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik dan itulah janji Allah dan Allah tidak pernah ingkar akan janjinya dan tidak ada seorangpun yang bisa menyatukan kalian jika Allah tidak menghendaki itu. Dan satu hal yang perlu anda ingat bahwa bisa jadi anda menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagi anda dan bisa jadi anda membenci sesuatu padahal itu baik buat anda, Allah berfirman :

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Artinya : "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Al-Baqoroh : 216)

Allah juga berfirman :

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

Artinya : "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (QS An-Nur : 26)

walaupun ayat ini turun dalam Haditsatul Ifqi yg menjelaskan bahwa perkataan - perkataan buruk berasal dari orang-orang yang buruk dan perkataan-perkataan baik brasal dari orang yang baik-baik pula namun kaedah tafsir mengatakan bahwa "Al Ibrotu bi Umumillafadz laa Bikhususissabab (Pelajaran yang diambil dari sebuah dalil adalah makna keumumannya, bukan kekhususan sebab turunnya)."

Maka dari itu syeikh As Sa'di berkata dalam menafsirkan ayat ini : "Semua yg buruk dari laki-laki dan perempuan dan perkataan-perkataan serta perbuatan-perbuatan yang buruk serupa dan layak untuk orang yang buruk begitu juga semua yang baik dari laki-laki dan perempuan dan perkataan-perkataan serta perbuatan-perbuatan yang baik layak, serupa dan selalu bersama orang yang baik. kemudian beliau memberi contoh bahwa Nabi Muhammad adalah laki-laki terbaik di muka bumi ini dan sungguh tidak layak baginya kecuali wanita-wanita yang baik dan tuduhan terhadap Aisyah merupakan tuduhan terhadap Nabi pula dan itulah yang dimaksudkan oleh orang-orang munafik."

berbeda masalahnya jika kita sudah benar-benar siap untuk menikah maka tak perlulah kita meninggalkan ia dan cintanya akan tetapi bersegeralah sempurnakan separuh agamamu karena itulah yang dianjurkan Islam...tapi ada yang perlu diperhatikan disini yaitu jangan sampai ada hubungan yang tidak perlu jika belum waktunya, sebaiknya mengunakan perantara comlang yang sudah bersuami-istri sehingga tidak ada celah untuk setan berkelit. Karena sekuat-kuat iman seseorang ia belum tentu mampu menahan gejolak cinta. Inilah yang pepatah yang populer di zaman kakek-buyut kita “Sedikit-dikit lama-lama menjadi bukit”. Ya, itulah cara setan menggiring manusia secara perlahan. Akan tetapi pembawa syariat shallallahu ‘alaihi wasallam jauh lebih cerdas dibandingkan setan. Cara ini tidak berlaku jika selalu menggenggam kaidah beragama :

سد الذرائع مقدم على جلب المنافع

ِArtinya : "Menutup jalan menuju keburukan lebih diutamakan dari pada mengambil manfaatnya."

Maka sudah selayaknya bagi siapa saja yang ingin mendapatkan yang terbaik hendaknya ia bercermin pada dirinya, sudah layakkah dirinya untuk mendapatkan yang baik ..?? mari sama-sama memperbaiki diri sehingga mendapat yang baik insya Allah.
Judul artikel : Tinggalkan Ia Dan Cintanya
Penulis : Aang Bass
Waktu : Senin, 07 Mei 2012
Berlangganan Artikel Islami

Read more: http://www.artikelislami.com/2012/05/tinggalkan-ia-dan-cintanya.html#ixzz21ykL2tBW
sumber : http://www.artikelislami.com/2012/05/tinggalkan-ia-dan-cintanya.html

Jumat, 06 Juli 2012

1 Ramadhan 1433H, jatuh pada hari Jum'at 20 Juli 2012


Dalil yang dijadikan pegangan :

1. Berdasarkan Kalender Ummul Qura (Saudi Arabia)

Bulan Sya'ban akan berakhir pada tanggal 19 Juli 2012
(Sumber : http://blog.al-habib.info/2012/06/sh...amic-calendar/)

2. Berdasarkan perhitungan Astronomi, di Indonesia pada kamis malam (19 Juli 2012), Hilal telah wujud, dengan ketinggian 1,27 derajat
(Sumber : http://www.minangkabaunews.com/artik...juli-2012.html)

3. Berdasarkan Penetapan Hasil Hisab Muhammadiyah
(Keputusan Lengkapnya : http://www.kaskus.co.id/showpost.php...&postcount=127)

4. Berdasarkan Perkiraan posisi bulan dengan menggunakan software stellarium, sebagai verifikasi hisab


Gambar yg kiri menunjukkan bulan (sabit) insya Allah pd tgl 19 juli besok akan tenggelam setelah matahari terbenam. Artinya ijtimak (matahari bulan dan bumi segaris: siklus rotasi bulan terhadap bumi sudah lengkap dan alan memasuki siklus berikutnya) terjadi sebelum terbenamnya matahari. Begitu juga dgn gambar sbelah kanan pd tgl 18 agustus.

Cuma pd tgl 19 juli besok posisi bulan sangat pendek utk bisa dilihat. Bagi yg bersikeras menggunakan rukyah lokal bisa menyangkalnya dgn hisab bahwa posisi bulan masih dibawah 2 derajat.

Dgn gambaran seperti ini bisa diperkirakan bahwa kita mulai berpuasa tgl 20 juli dan berlebaran pd tgl 19 agustus

Sumber :
http://www.facebook.com/groups/warga...1238425737796/

5. Berdasarkan Garis Tanggal Qamariyah Ramadhan 1433 H


Gambar di atas adalah garis tanggal pada saat maghrib 19 Juli 2012. Garis antara arsir merah dan putih adalah garis wujudul hilal (WH) dan ijtimak qabla ghurub (ijtimak sebelum maghrib). Artinya, di Indonesia pada saat maghrib 19 Juli bulan di atas ufuk (sumber : http://tdjamaluddin.wordpress.com/20...syawal-1433-h/)

Dalil Perhitungan Hisab

Quote:
“Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan”
(QS. Ar Rahman (55) ayat 5).

Ayat di atas, bukan sekedar menginformasikan bahwa matahari dan bulan beredar dengan hukum yang pasti sehingga dapat dihitung atau diprediksi, tetapi juga dorongan untuk memanfaatkannya untuk berbagai keperluan. Dalam QS. Yunus (10) ayat 5, disebutkan bahwa salah satu kegunaannya untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan waktu, dan perhitungan (waktu)… “
(QS. Yunus (10) ayat 5)

“Sesungguhnya beliau SAW pernah memberitahukan tentang Ramadhan : Jangan memulai shoum hingga kalian melihat hilal, dan jangan iftar (mengakhiri ibadah shiyam) hingga kalian melihat hilal. Dan jika berkabut langit (hingga kalian tidak bisa melihatnya) maka hitunglah.” (H.R. Muslim)
Sumber :
Jika-pun Metode Rukyat digunakan, hendaknya menggunakan Metode Rukyat Internasional (bukan bersifat Regional)

Peta Rukyat Global, untuk Ramadhan 1433 H, bisa dilihat disini...

Dalil Rukyat Global

Quote:

... ‏ أنـَّـهـُـمْ شـَـكـّـوا فـِـي هـِـلال رَمـَـضـَـانَ مـَـرَّة فـَـأرَادُو أنْ لا يـَـقـُـومـُـوا و لا يـَـصـُـومـُـوا فـَـجـَـاءَ أعـْـرَابـِـيّ مـِـنْ الـْـحـَـرّةِ فـَـشـَـهـِـدَ أنـَّـهُ رَأى الـْـهـِـلالَ فـَـأتـِـيَ بـِـهِ النـَّـبـِـيَّ صـَـلـَّـى اللهُ عـَـلـَـيـْـهِ وَ سـَـلـَّـمَ فـَـقـَـالَ أتـَـشـْـهـَـدُ أنْ لا إلاهَ إلا اللهُ وَ أنـِّـي رَسـُـولُ اللهِ قـَـالَ نـَـعـَـمْ وَ شـَـهـِـدَ أنـَّـهُ رَأى الـْـهـِـلالَ فـَـأمـَـرَ بـِـلالا فـَـنـَـدَى فـِـي النـَّـاس أنْ يـَـقـُـومـُـوا وَ أنْ يـَّـصـُـومـُـوا . ( سنن أبي داؤود / ٨ / ١٤ : ١٩٩٤ ) “ ... Suatu ketika orang-orang meragukan penampakan hilal Ramadhan sehingga tidak hendak salat tarawih atau puasa. Seorang Badui datang dari Al Harrah dan bersaksi bahwa dia melihat hilal. Dia diantarkan ke Rasulullah. Rasulullah bertanya, “Apakah kamu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa saya utusan Allah?” Badui itu menjawab, “Ya.” Dia juga bersaksi bahwa dia melihat hilal. Rasulullah lalu menyuruh Bilal menyeru orang-orang salat tarawih dan puasa. ” (Sunan Ab i Daud/VIII/14: 1994)

أغـْـمـِـيَ عـَـلـَـيـْـنـَـا هـِـلالُ شـَـوَّال فـَـأصـْـبـَـحـْـنـَـا صـِـيـَـامـًـا فـَـجـَـاءَ رَكـْـبٌ مـِـنْ آخـِـر النـَّـهـَـار فـَـشـَـهـِـدُوا عـِـنـْـدَ النـَّـبـِـيَّ صـَـلـَّـى اللهُ عـَـلـَـيـْـهِ وَ سـَـلـَّـمَ أنـَّـهـُـمْ رَأوْا الـْـهـِـلالَ بـِـالامـْـس فـَـأمـَـرَهـُـمْ رَسـُـولُ اللهِ صـَـلـَّـى اللهُ عـَـلـَـيـْـهِ وَ سـَـلـَّـمَ أنْ يـُـفـْـطـِـرُوا وَ أنْ يـَـخـْـرُجـُـوا إلـَـى عـِـيدِهـِـمْ مـِـنْ الـْـغـَـدِ . ( سنن إبن ماجه / ٨ / ٦ : ١٦٤٢ ) “ Hilal Syawal tertutup mendung maka kami berpuasa keesokan harinya. Besoknya menjelang sore, datang beberapa musafir. Mereka bersaksi di hadapan Rasulullah bahwa mereka melihat hilal kemarin sore. Maka Rasulullah memerintahkan segera berbuka dan melaksanakan salat id keesokan harinya. ” ( Sunan Ibnu Majah /VIII/6 : 1642 )

Sumber :
http://forum.detik..com/showpost.php...0&postcount=47
Quote:
Hadits dari Abdullah bin Umar RA yang diriwayatkan Abu Dawud dalam kitab “Shaum” bab “Persaksian Satu Orang Dalam Menentukan Hilal Ramadhan” sebagai berikut: “Ketika orang-orang sibuk melihat-lihat kemunculan hilal, kukabarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa aku telah melihat hilal. Beliau pun berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa.”

“Apabila penduduk suatu negeri telah melihat bulan (rukyatul hilal), maka rukyat ini berlaku pula untuk seluruh negeri-negeri yang lain.” (Imam Asy Syaukani, Nailul Authar, Jilid III, hlm. 125)

Popular Posts